## Assalamu'alaikum... Welcome to Hacigo's Blog! ##

Minggu, 07 November 2010

Sounds of Heart

4 komentar
Listen when my heart is longing to sing 
when I call out your namefly 
with the wind blowing

Selasa, 02 November 2010

Tentang Sebuah Nama...

6 komentar
Aku ingin melihat lagi senyum itu... menggenggam lagi tangan-tangan yang penuh dengan kasih... memeluk tubuh yang selalu mendekapku dengan sayang. Menjagaku dengan kebijaksanaan lisan... menghiburku dengan canda, tawa... dan menemaniku menangis saatku terluka...

Jumat, 29 Oktober 2010

Kasih Ibu

7 komentar
Kasihnya ibu tulus sejati
seperti rosul taatnya pada ilahi
ikhlas suci kekal abadi
kasih yang tak dapat ditukar ganti

Minggu, 01 Agustus 2010

Setitik Terang di Darul Huda

8 komentar
Lambaian senja segera mempertemukan terang pada malam. Siluet jingga diatas sana membuat sang biru tampak merona. Samar, kutangkap syahdu lantunan adzan di telinga. Kupercepat langkahku menuju masjid kecil di desaku.

Sepanjang jalan itu kulalui dengan hati resah. Tadi pagi, orangtuaku begitu gembira menyampaikan berita bahwa aku diterima di salah satu PTN. Bukan aku tak senang, hanya saja setelahnya berkeliaran masalah biaya pendidikan yang masih tanda tanya dipikiranku. Beasiswa yang kuajukan di sekolah belum ada kabarnya.

Adzan telah hampir selesai dikumandangkan. Setengah berlari aku menuju masjid. Sesampainya di halaman masjid, aku melihat seorang gadis berjilbab biru panjang. Akhwat. Sekilas wajahnya kutatap, teduh. Tampaknya ia bukan orang desa sini. Dia bersama seorang ibu, mungkin ibunya. Sepertinya keduanya agak ragu memasuki masjid.

Kulihat akhwat itu mendekati Ilham, bocah kecil penduduk disini yang kala itu sedang bersandar di pilar masjid.

“Dik, apa disini ada mukena?”

Kudengar lembut suaranya bertanya pada Ilham.

“Ada” ujar Ilham.

Akhwat itu tersenyum. “Terima kasih, ya” ujar akhwat itu. Ia bersama ibu itu lantas bergegas menuju tempat wudhu. Saat itu akupun tengah buru-buru masuk karena sholat telah akan dimulai.

***

Minggu, 02 Mei 2010

One Day For Love

14 komentar
Hari itu mungkin adalah hari terakhirku melihatnya. Dia yang tertawa ceria sambil mencorat-coret seragam putih abu-abunya di hari pengumuman kelulusan. Aku melihatnya, samara di tengah kerumunan teman-teman yang juga sibuk mencorat-coret dan mewarnai seragam mereka dengan pilok. Takjub. Seolah aku berada di tengah kerumunan itu dan tertawa bersamanya, padahal aku duduk menepi di bawah pohon dengan seragam yang masih putih bersih.

Kubuka sebuah buku dari dalam tasku. Disitu, aku pernah menulis sesuatu… “kebodohan yang sama! Lagi… dan lagi! Dia yang pernah menjadi batasan hati, bisakah membantuku kali ini? Aku tak mau lelap bersama mimpi, bangunkan aku, tunjukkan yang nyata ke hadapku, kali ini benar-benar kuserahkan padamu…” tertulis 12 April. Hmmm… aku menulis kalimat itu untuknya. Untuk dia yang dulu kucinta. Untuk dia yang pernah membuat batas dihatiku atas cinta yang lain… kubilang, aku ini bodoh. Suka padanya kuanggap sebagai suatu kebodohan.

Selasa, 13 April 2010

Sunrise

3 komentar
Hari-hari itu terasa sangat berat Ia jalani. Senyumnya memudar, cerianya pun hilang tak berbekas. Hanya wajah sayu nan pucat dan suaranya yang lemah yang menyapaku tiap kali aku menemuinya.

Fathia, nama itu yang senantiasa membuat hatiku pilu kala mengingatnya. Tentangnya, tentang air matanya yang tak pernah bisa ku hapus. Tentang kerapuhan tubuhnya yang tak pernah mampu aku kuatkan walau dalam dekapan.

Setahun yang lalu, sahabatku itu dinyatakan mengidap kanker ganas diotaknya. dan vonis hidup yang dijatuhkan padanya adalah kurang dari setahun. Suatu kenyataan yang melumpuhkan semangat hidupnya seketika.

Persinggahan Hati

1 komentar
Dayung-dayung cinta mulai menggerakkan perahu kecil ini. Kayuhan-kayuhan sampan nan lembut dan semilir angin yang membisikkan kata cinta mengajakku singgah pada satu hati.

Cinta. Sebuah kata yang ku eja dengan degup jantungku, dan derai keindahan yang membutakan… menjerat… memperdaya… dan melekat erat hingga tak mudah dilepaskan.

Kutegaskan, aku tidak pacaran dengannya. Tidak juga menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman. Tidak. Aku tahu hijab antara aku dengannya dan aku takkan mencoba melewati batasan itu.

Cinta. Seringkali hatiku membisikkan kata yang mungkin dihembuskan oleh syetan. Yang mencoba mempertemukanku pada peraduan cintaku. Pada hati yang kusinggahi, hingga tercipta angan… mimpi dan harapan semu. Ya, semua itu semu. Dan aku percaya pada kesemuan cinta itu, padahal cinta yang nyata selalu menaungiku dengan kasihNya.

Menanti Senyum Bintang

1 komentar


Bicara tentang bintang Akankah dia hadir?
Tuk sekedar menyapaku
Yang berada di balik hitam langit malam
Aku bagai mendung penuh kekalutan tanpa bintang

Sunyi senyap sekelilingku
Dan hatiku membiru bisu
Kutatap langit dengan tatapan keruh
Kemana harus kubawa hati ini?
Yang penuh mimpi, yang penuh dengki tanpa tanding

## Nani Nuraini ##
Campur Asri, Baradatu, Way Kanan, Lampung