## Assalamu'alaikum... Welcome to Hacigo's Blog! ##

Sabtu, 19 Maret 2011

Di Lembar Hati

0 komentar
Tertulis dilembar hati tentangmu... Mungkin sebuah mimpi buruk untukku, jika pada akhirnya pergi adalah pilihan terakhirmu...



Aku tau aku salah. Terlalu banyak hal kecil yang kuributkan denganmu. Aku tahu, setiap harinya hanyalah beban yang kutambahkan ke dalam pikiranmu. Aku tau, aku tak lebih baik, untuk membuatmu bahagia.

Senin, 03 Januari 2011

0 komentar
A memory I'll never forget...

Minggu, 07 November 2010

Sounds of Heart

4 komentar
Listen when my heart is longing to sing 
when I call out your namefly 
with the wind blowing

Selasa, 02 November 2010

Tentang Sebuah Nama...

6 komentar
Aku ingin melihat lagi senyum itu... menggenggam lagi tangan-tangan yang penuh dengan kasih... memeluk tubuh yang selalu mendekapku dengan sayang. Menjagaku dengan kebijaksanaan lisan... menghiburku dengan canda, tawa... dan menemaniku menangis saatku terluka...

Jumat, 29 Oktober 2010

Kasih Ibu

7 komentar
Kasihnya ibu tulus sejati
seperti rosul taatnya pada ilahi
ikhlas suci kekal abadi
kasih yang tak dapat ditukar ganti

Minggu, 01 Agustus 2010

Setitik Terang di Darul Huda

8 komentar
Lambaian senja segera mempertemukan terang pada malam. Siluet jingga diatas sana membuat sang biru tampak merona. Samar, kutangkap syahdu lantunan adzan di telinga. Kupercepat langkahku menuju masjid kecil di desaku.

Sepanjang jalan itu kulalui dengan hati resah. Tadi pagi, orangtuaku begitu gembira menyampaikan berita bahwa aku diterima di salah satu PTN. Bukan aku tak senang, hanya saja setelahnya berkeliaran masalah biaya pendidikan yang masih tanda tanya dipikiranku. Beasiswa yang kuajukan di sekolah belum ada kabarnya.

Adzan telah hampir selesai dikumandangkan. Setengah berlari aku menuju masjid. Sesampainya di halaman masjid, aku melihat seorang gadis berjilbab biru panjang. Akhwat. Sekilas wajahnya kutatap, teduh. Tampaknya ia bukan orang desa sini. Dia bersama seorang ibu, mungkin ibunya. Sepertinya keduanya agak ragu memasuki masjid.

Kulihat akhwat itu mendekati Ilham, bocah kecil penduduk disini yang kala itu sedang bersandar di pilar masjid.

“Dik, apa disini ada mukena?”

Kudengar lembut suaranya bertanya pada Ilham.

“Ada” ujar Ilham.

Akhwat itu tersenyum. “Terima kasih, ya” ujar akhwat itu. Ia bersama ibu itu lantas bergegas menuju tempat wudhu. Saat itu akupun tengah buru-buru masuk karena sholat telah akan dimulai.

***

Minggu, 02 Mei 2010

One Day For Love

14 komentar
Hari itu mungkin adalah hari terakhirku melihatnya. Dia yang tertawa ceria sambil mencorat-coret seragam putih abu-abunya di hari pengumuman kelulusan. Aku melihatnya, samara di tengah kerumunan teman-teman yang juga sibuk mencorat-coret dan mewarnai seragam mereka dengan pilok. Takjub. Seolah aku berada di tengah kerumunan itu dan tertawa bersamanya, padahal aku duduk menepi di bawah pohon dengan seragam yang masih putih bersih.

Kubuka sebuah buku dari dalam tasku. Disitu, aku pernah menulis sesuatu… “kebodohan yang sama! Lagi… dan lagi! Dia yang pernah menjadi batasan hati, bisakah membantuku kali ini? Aku tak mau lelap bersama mimpi, bangunkan aku, tunjukkan yang nyata ke hadapku, kali ini benar-benar kuserahkan padamu…” tertulis 12 April. Hmmm… aku menulis kalimat itu untuknya. Untuk dia yang dulu kucinta. Untuk dia yang pernah membuat batas dihatiku atas cinta yang lain… kubilang, aku ini bodoh. Suka padanya kuanggap sebagai suatu kebodohan.
## Nani Nuraini ##
Campur Asri, Baradatu, Way Kanan, Lampung